Hal itu diungkapkan Kabid Sumberdaya
Kelautan DKP Banten, H. Mahyudin. Menurutnya, lahan Balai Pelabuhan
Perikanan Pantai (BPPP) memiliki luas mencapai 4 hektar lebih.
Namun, area pelabuhan tersebut juga
dihuni oleh 840 kepala keluarga (KK), sehingga untuk meningkatkan status
BPPP menjadi PPP, pemerintah harus melakukan relokasi penduduk terlebih
dahulu, padahal dahulu penduduk yang menghuni cuma 400 Kepala keluarga.
“Pembangunan PPP tersebut mengalami
kendala, lantaran warga yang berprofesi nelayan tinggal di area
pelabuhan sejak pemerintahan Jawa Barat (Jabar) belum mau direlokasi,”
kata H. Mahyudin, saat acara kunjungan Wakil Gubernur Banten, Rano Karno,
di Balai Pelabuan Perikanan Pantai Labuan, Pandeglang, Jumat (16/3).
Ia menjelaskan, dahulu jumlah penduduk
yang tinggal di area pelabuhan tersebut sekitar 400 kepala keluarga.
Namun saat ini jumlah penduduk yang tinggal di area pelabuhan meningkat
dua kali lipat mencapai 840 kepala keluarga.
Hal senada disampaikan Kepala DKP
Banten, Ir.H. Suyitno.MM Menurutnya, DKP Banten telah menyiapkan lahan seluas
2,7 hektar untuk area relokasi warga. Namun sampai saat ini, baru 13
kepala keluarga yang sudah pindah ke area tersebut.
Ia mengaku, warga yang tinggal di area
pelabuhan sulit pindah ke lokasi baru, karena keterbatasan anggaran
warga yang tidak sanggup untuk membangun rumah. Sedangkan anggaran
pemerintah untuk membangun rumah-rumah untuk relokasi itu terbatas.
Kepala DKP menjelaskan, Pemprov Banten
telah mengusulkan bantuan APBN ke Pemerintah Pusat melalui Kementerian
Kelautan dan Perikanan sebesar Rp100 miliar.
Dana tersebut akan digunakan untuk
membangun pelabuhan perikanan pantai dan melengkapi fasilitas yang lain,
di antaranya untuk membangun dermaga, pabrik es, dermaga docking
(perbaikan) kapal, pasar ikan dan wisata bahari.
“Namun, pemerintah belum mau mengucurkan
dana itu jika masih ada warga nelayan yang masih tinggal di area
pelabuhan. Inilah yang menjadi kendala mengapa program pembangunan
Pelabuhan Perikanan Pantai Labuan belum terbangun,” katanya.
Menanggapi hal tersebut, Rano Karno
meminta warga nelayan untuk mau direlokasi ke lahan yang telah
disediakan, supaya pembangunan PPP bisa berjalan.
“Kami pindahkan ini bukan untuk
menjauhkan nelayan dari area pelabuhan, tetapi justru untuk
mengembangkan pelabuhan sebagai mata pencaharian nelayan,” kata Rano.
Rano mengatakan, apabila warga tidak mau
direlokasi, maka pembangunan PPP akan semakin lama. Wagub juga meminta
kesadaran masyarakat untuk pindah, sebab jika tidak mau pindah justru
wargalah yang dirugikan.
“Karena semuanya untuk warga nelayan sendiri.
“Karena semuanya untuk warga nelayan sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar