Singapura, Jumat - Kondisi laut
yang merupakan pemangku sekian banyak fungsi lingkungan dan ekonomi telah
memicu kekhawatiran Bank Dunia. Untuk itu, Bank Dunia akan membantu program
konservasi laut demi pencapaian keuntungan ekonomi dari manfaat dan jasa lingkungan
laut.
Presiden Bank Dunia Robert
Zoellick, akhir pekan lalu, di Singapura, dalam konferensi konservasi laut
menyatakan hal tersebut. Disadari bahwa kondisi laut kini terancam oleh
eksploitasi berlebihan, sementara pantai telah terdegradasi, dan terumbu karang
terancam naiknya temperatur bumi serta polusi berlebihan. ”Kita butuh SOS (Save
Our Seas—Selamatkan Laut Kita),” ujar Zoellick, Jumat (24/2), di Singapura.
Ada kesadaran kuat bahwa laut adalah darah
kehidupan di planet dan ekonomi global.
Kerja sama kemitraan ini
rencananya beranggotakan negara- negara, pusat-pusat ilmu pengetahuan, lembaga
nonpemerintah, organisasi internasional, berbagai yayasan, dan sektor swasta.
”Kami menargetkan bisa menyalurkan sebanyak 1,2
miliar dollar AS untuk menopang laut yang sehat dan berkelanjutan,” ujar
Zoellick.
Peserta konferensi memahami
nilai keseluruhan laut dari kekayaannya dan jasa lingkungannya. Laut merupakan
sumber oksigen utama, mengatur iklim global. Di garis pantai, mangrove, terumbu
karang, dan gambut merupakan pelindung pantai yang dihuni manusia dari tsunami,
badai.
Tujuan dari penyelamatan laut
antara lain memulihkan separuh dari stok ikan dunia yang kini berkurang banyak.
Sekitar 85 persen perikanan tangkap sudah amat tereksploitasi, dieksploitasi
berlebihan, atau kurang dari perkiraan. ”Kita harus meningkatkan keuntungan
bersih tahunan dari perikanan tangkap ke area 20 miliar dollar AS-30 miliar
dollar AS. Kami memperkirakan perikanan dunia sekarang merugi sekitar 5 miliar
dollar AS per tahun,” kata Zoellick.
Peserta konferensi memandang,
dengan konservasi dan manajemen sumber daya laut yang baik, mereka bisa
mendapat dividen jangka panjang. Namun, dari kaca mata ahli ekonomi dan bankir,
mereka berpikir untuk memberikan nilai pada ”kapital alamiah” (natural capital)
laut.
”Kunci sukses kerja sama dalam
kemitraan ini adalah adanya mekanisme pasar baru yang memberi nilai baru pada
alam dan bisa menarik sumber keuangan swasta,” ujar Abyd Karmali, Kepala Pasar
Karbon Bank of America Merrill Lynch. Dia merujuk hutan mangrove yang kaya akan
karbon pada rumputan dasar laut dan kemungkinan ofset karbon jika itu
dikonservasi. Sumber:
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/02/28/02294246/Bank.Dunia.Mulai.Lirik.Laut (ISW)