"TERWUJUDNYA USAHA KELAUTAN DAN PERIKANAN YANG MAJU DAN BERDAYA SAING UNTUK MENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH”

Apa itu MCS?

Banten sebagai Provinsi boleh disebut muda usia, namun dalam hal sektor  Kelautan dan Perikanan Banten  memiliki potensi yang sangat baik untuk terus dikembangkan hal inilah yang terus diperjuangkan oleh Ir. H. Suyitno, MM selaku Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Banten. Perjuangan untuk mengelola dan memanfaatkan sumberdaya kelautan perikanan dengan memanfaatkan teknologi dan manajemen yang terus berkembang.  Pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan pada saat ini sudah harus berwawasan lingkungan dan bersifat berkelanjutan (sustainable), dengan kesadaran tersebut maka semakin penting dan sentral peran dari pengendalian dan pengawasan  terhadap pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan. Dalam rangka pengendalian dan pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan dibutuhkan suatu sistem manajemen pengendalian dan pengawasan yang terintegrasi, hal ini dikarenakan objek yang dikendalikan dan diawasi memiliki ruang lingkup dan cakupan area yang cukup luas yaitu lautan (penangkapan) dan daratan (budidaya dan pengolahan).
Bertahun-tahun lalu sudah tercetus sebuah sistem dalam manajemen perikanan yang berfungsi sebagai suatu sistem yang mempermudah dalam pengambilan keputusan untuk melaksanakan strategi dan perencanan dalam hal mengendalikan dan mengawasi pengelolaan dan pengendalian sumberdaya perikanan, sistem tersebut disebut sebagai Monitoring Control and Surveillance (MCS), sistem ini merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen yang saling berkaitan satu dengan lainnnya dan akan memberikan data dan fakta yang mendukung dan memudahkan bagi Stakeholder untuk mengambil keputusan mengenai suatu rencana atau strategi yang akan digunakan.
 Cukup banyak definisi dan interprestasi mengenai MCS, berikut adalah salah satu definisi praktis dari MCS yang umumnya digunakan oleh ahli perikanan yang diambil dari konfrensi MCS pada tahun 1981 di Roma, MCS adalah suatu implementasi dari perencanaan atau strategi, termasuk implementasi dari ekploitasi kepentingan untuk memberikan pengaruh kepada kebijakan yang telah disepakati dan perencanaan dalam manajemen perikanan. Seringkali MCS sebagai aspek yang terlupakan padahal pada kenyataannya MCS adalah suatu kunci penting dalam suksesnya suatu strategi perencanaan.
Komponen dari MCS
Terdapat tiga bagian utama dari MCS yang sangat tergantung dari biaya, komitmen dan struktur organisasi (nasional, sub –regional atau regional) ketiga hal tersebut akan berbeda bagi setiap sistem. Ketiga komponen atau bagian  tersebut adalah Darat, Laut dan Udara. Pada akhir-akhir ini termasuk juga teknologi satelit.
Komponen atau bagian darat sebagai basis operasi dapat menjalankan MCS di perairan tawar, pesisir pantai, dan di daerah pedalaman. Bagian darat juga sebagai koordinator semua aktifitas dan pengaturan MCS serta penanggung jawab untuk pemeriksaan di pelabuhan dan mengawasi penurunan barang dan perdagangan produk perikanan agar sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pada komponen atau bagian ini terdapat suatu mekanisme khusus di Indonesia yaitu SISWASMAS (Sistem Pengawasan Masyarakat) yang terwujud dalam bentuk POKMASWAS (Kelompok Masyarakat Pengawas) yang menjadi ujung tombak dalam pengendalian dan pengawasan di lingkungan masyarakat.
Komponen atau bagian yang kedua adalah komponen atau bagian laut, meliputi teknologi terkini untuk pengawasan zona kelautan  secara nasional, sub-regional, dan regional di area Pantai sampai laut lepas. Dalam rangka kebutuhan pengendalian dan pengawasan di perairan dan laut lepas, sistem MCS perlu dibantu oleh beberapa komponen pendukung lainnya seperti alat navigasi yang terpasang pada setiap kapal, dan didukung oleh sumberdaya manusia yang terlatih untuk mengoperasikan alat-alat tersebut.
Komponen yang terakhir adalah komponen udara dalam MCS cukup berperan penting karena dapat dengan efektif  baik secara biaya maupun secara peralatan dalam mengelola sektor kelautan dan perikanan, dalam pengendalian di udara sistem MCS perlu disokong oleh beberapa fasilitas antara lain Pesawat patrol maritime, dan satelit pantai dengan dibangunnya fasilitas tersebut pihak pengendali dan pengawas dapat mengetahui aktifitas-aktifitas yang terjadi di darat maupun laut sehingga dapat terdeteksi pelanggaran yang terjadi. Berikut adalah suatu ilustrasi dari sistem MCS secara keseluruhan.

 
 Peran MCS pada Manajemen Perikanan
            MCS memiliki peran yang sangat sentral pada manajemen perikanan karena jika ditilik lebih dalam lagi MCS merupakan salah satu faktor penting dan saling berkaitan dalam manajemen perikanan. Terdapat tiga komponen atau bisa disebut juga tahapan penting dalam manajemen perikanan yang saling berkaitan. Komponen atau tahapan pertama adalah pengambilan data, baik itu data biologis, ekonomis maupun aspek sosial pada bidang perikanan dan sebagai informasi mengenai nelayan, kapal penangkap ikan, dan alat tangkap.
Hasil data yang terkumpul adalah input atau masukan bagi perencanaan pada tingkat selanjutnya. Komponen atau tahapan kedua adalah proses pengambilan keputusan terhadap perencanaan dalam manajemen perikanan yang dihasilkan dari analisis terhadap data-data yang diperoleh pada komponen pertama, termasuk seluruh proses konsultasi dan negosiasi dengan semua pihak yang berpengaruh terhadap keputusan di bidang kelautan dan perikanan. Hal tersebut harus berpengaruh terhadap perencanaan manajemen perikanan untuk seluruh bagian dari hulu (Penangkapan/Budidaya) sampai dengan hilir (pemasaran) dan faktor kunci pada tahapan yang berpengaruh pada proses keseluruhan adalah kebijakan politis dan komitmen terhadap pengelolaan yang rasional dan berkelanjutan.
Komitmen politik sangat berpengaruh terhadap keberhasilan implementasi dari perencanaan manajemen perikanan. Komponen atau tahapan terakhir yang sering kali tahapan paling sulit bagi pemerintah karena berhubungan dengan biaya yang tinggi, prioritas Negara pada sektor lain ataupun rencana sektor perikanan itu sendiri adalah komponen implementasi atau penerapan dari rencana. Hal ini representasi dari Monitoring, Control and Surveillance (MCS) terhadap sektor perikanan terutama nelayan dan hal ini sangat penting bagi suksenya penerapan perencanaan manajemen perikanan. Perencanaan paling komprehensif dan dapat diterima tidak akan berhasil kecuali menerapkan MCS. Perhatian atau komitmen yang kurang terhadap MCS seringkali berakibat pada overfishing, dan mungkin dapat mengakibatkan kerugian secara ekonomi dan sumberdaya untuk generasi masa depan.
Pada masa lalu, para pengelola menggambarkan pandangan bahwa manajemen perikanan hanya terpaku pada studi biologis mengenai perkiraan sumberdaya hayati dan perkembangan perencanaan manajemen. Lalu berharap bahwa ikan dan biota hayati perairan lainnya akan lestari dengan sendirinya dan industri hanya mengurusi pengolahan dan pemasarannya saja. Selain itu kurangnya pengumpulan data dan kebijakan di bidang perikanan dan indutri perikanan yang memberikan masukan saran terhadap perencanaan manajemen perikanan dan pengawasan akan perencanaan tersebut masih lemah. Pada saat ini, peningkatan kesadaran akan lingkungan yang semakin menurun dan semakin banyaknya yang mulai memikirkan perlunya investasi terhadap implementasi MCS pada perencanaan manajemen sumberdaya kelautan dan perikanan
            Memang, kendala paling besar dalam penerapan sistem MCS ini adalah penyediaan sarana dan prasarana pendukung yang sangat mahal, namun diharapkan secara bertahap masalah tersebut dapat diatasi dengan dukungan penuh dari para stakeholder dan pemerintah pusat sehingga  pada masa yang akan datang diharapkan Banten sebagai Provinsi yang terus berkembang terutama dalam bidang Kelautan dan Perikanan dapat mengadopsi sistem MCS ini sehingga dapat menciptakan pengelolaan dan pemanfaatan yang berkelanjutan dan yang pada akhirnya dapat meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat terutama masyarakat nelayan.

Bagan Proses dan tahapan MCS dalam  Manajemen Perikanan.


masukan kode shoutbox/buku tamu sobat di sini

Ngiringan