Deretan kios berjajar di pinggir jalan
di sebelah timur pusat jajanan Kota Serang tidak jauh dari Stasiun Serang dan
Pusat Perbelanjaan Kota serang (ROYAL). Beberapa pengunjung asyik mengamati
berbagai macam ikan hias di aquarium-aquarium yang ditata sedemikian rupa. Para
pedagang sibuk melayani mereka,ada yang menjelaskan tentang ikan yang akan
dibeli, ada yang lagi tawar-menawar harga, ada yang sedang pegang segepok uang
sambil senyum-senyum karena ikannya ada yang laku. Beberapa yang lain sedang
mengatur air dan gelembung udara, ada pula yang sedang memindahkan ikan dari
aquarium satu ke aquarium lainnya, sementara yang lain sibuk memperbaiki
aguarium yang bocor atau benah-benah dagangan mereka.
Itulah gambaran kesibukan sehari-hari di tempat penjualan
ikan hias di kawasan Tamansari, Serang. Sekilas keberadaan mereka seperti tidak
begitu berarti, karena hanya terdiri dari beberapa kios kecil dan tempatnyapun
hanya menempel di pinggir jalan. Tapi apabila kita amati lebih jauh ternyata
keberadaan mereka sangat berarti bagi para penggemar ikan hias di kota Serang ini. Hal ini
mengingat bahwa hanya inilah satu-satunya ”pasar” ikan hias di Ibukota Propinsi
Banten ini, cukup memprihatinkan memang. Apalagi perputaran uang di tempat
inipun sepertinya tidak kecil, hal ini dapat dilihat dari ramainya pengunjung
yang datang ke sini, terlebih-lebih dihari libur dimana banyak anak-anak
sekolah yang menghabiskan waktu di sini sehingga jalanan kadang-kadang sampai
macet. Tetapi paling tidak kita berharap ini akan menjadi embrio pasar ikan
hias yang lebih representatif di kota ini.
Menilik dari peminatnya, rata-rata
mereka berasal dari kalangan menengah keatas, walaupun dari kalangan menengah
ke bawah tidak kecil pula jumlahnya. Dengan dijadikannya Serang sebagai Ibukota
Propinsi , maka perkembangan kota ini akan sangat pesat, termasuk di sektor
ekonomi. Dengan perkembangan disektor ekonomi, otomatis hal ini meningkatkan
pendapatan penduduk, sehingga dengan baiknya kesejahteraan mereka kebutuhan
akan hiburan dan rekreasi semakin meningkat, termasuk disini adalah kepemilikan
aquarium dan ikan hias. Dari analisa ini kita sangat yakin bahwa bisnis ikan
hias ”tak ade matinye” bahkan kedepan akan semakin cerah.
Secara variable, bisnis ikan hias melibatkan para
pembudidaya ikan dan tanaman air, ataupun nelayan penangkap ikan hias laut
serta penyedia pakan hidup. Menghubungkan rantai usaha dari yang satu ke yang
lainnya di butuhkan jasa transprtasi, adapun secara Horisontal bisnis ikan hias
memerlukan dukungan para pelaku yang bergerak pada perindustrian penunjang
seperti Pembuat pakan ikan, perlengkapan akuarium dan asesorisnya.
Ikan hias identik dengan bisnis keindahan, keunikan
jenis ataupun bentuk ikan, aneka warna dan corak sisik menjadikan ikan hias di
buru para penggemar, memelihara ikan hias juga merupakan perumpamaan untuk
mengasah rasa kasih saying terhadap makhluk lain sehingga di harapkan akan
beerdampak kepada kesadaran perlunya menjaga kelestarian alam. namun kendala yang di hadapi oleh pedagang ikan hias adalah masalah kebersihan, walaupun pedagang ikan Hias berdekatan dengan Pusat Jajanan Kota serang tapi kebesihan di sekitar itu sangatlah memperihatinkan selain dekat pusat jajanan Pedagang ikan hias berdekatan dengan Pasar Musiman (Pasar Pagi) di mana mereka para pelaku pasar membuang sampah langsung ke sungai sehingga air sungai menjadi kotor.