Serang 9 April 2012
PSDKP-Serang /// Kebutuhan belut di Banten cukup
tinggi. Tetapi hingga saat ini masih belum tercukupi lantaran rendahnya petani
yang melakukan budi daya belut. Berdasarkan data DKP Banten, banten baru
menghasilkan produksi belut sekitar 20 Ton. Belut-belut itu diperoleh dari
kabupaten/Kota se-Banten.
Dikatakan , saat ini Banten hanya
mengandalkan belut berasal dari alam atau sawah, bukan budidaya petani, ia
mengaku, masih rendahnya petani budidaya belut lantaran masih minimnya
pemahaman Masyarakat tentang tata cara budidaya belut. Padahal DKP Banten tidak
henti-hentimya melakukan terobosan kepada Masyarakat yang ingin mebudidayakan
Belut dengang cara mengirimkan petani Magang atau meberikan sarana untuk
budidaya belut, tetapi memang belum optimal optimal. Apalagi kalau melihat
kebutuhan belut yang terus meningkat.
Padaha budidaya belut ini sebagai
potensi untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan petani. Artinya saat
ini banyak orang-orang yang membutukan belut, terutama rumah makan.
Dilihat
dari komposisi gizinya, belut mempunyai nilai energi yang cukup tinggi, yaitu
303 kkal per 100 gram daging. Nilai energi belut jauh lebih tinggi dibandingkan
telur (162 kkal/ 100 g tanpa kulit) dan daging sapi (207 kkal per 100 g). Hal
itulah yang menyebabkan belut sangat baik untuk digunakan sebagai sumber
energi.
Nilai protein pada belut (18,4 g/ 100 g daging) setara
dengan protein daging sapi (18,8 g/ 100g), tetapi lebih tinggi dari protein
telur (12,8 g/100 g). Seperti jenis ikan lainnya, nilai cerna protein pada
belut juga sangat tinggi, sehingga sangat cocok untuk sumber protein bagi semua
kelompok usia, dari bayi hingga usia lanjut.
Protein belut juga kaya akan beberapa asam amino yang
memiliki kualitas cukup baik, yaitu leusin, lisin, asam aspartat, dan asam
glutamat. Leusin dan isoleusin merupakan asam amino esensial yang sangat
diperlukan untuk pertumbuhan anak-anak dan menjaga keseimbangan nitrogen pada
orang dewasa.
Leusin juga berguna untuk perombakan dan pembentukan
protein otot. Asam glutamat sangat diperlukan untuk meningkatkan sistem
kekebalan tubuh dan asam aspartat untuk membantu kerja neurotransmitter.
Tingginya
kadar asam glutamat pada belut menjadikan belut berasa enak dan gurih. Dalam
proses pemasakannya tidak perlu ditambah penyedap rasa berupa monosodium
glutamat (MSG).
Kandungan arginin (asam amino nonesensial) pada belut
dapat memengaruhi produksi hormon pertumbuhan manusia yang populer dengan
sebutan human growth hormone (HGH). HGH ini yang akan membantu meningkatkan
kesehatan otot dan mengurangi penumpukan lemak di tubuh. Hasil uji laboratorium
juga menunjukkan bahwa arginin berfungsi menghambat pertumbuhan sel-sel kanker
payudara.
Kaya
Mineral dan Vitamin
Belut kaya akan zat besi (20 mg/100 g), jauh lebih
tinggi dibandingkan zat besi pada telur dan daging (2,8 mg/ 100g). Konsumsi 125
gram belut setiap hari telah memenuhi kebutuhan tubuh akan zat besi, yaitu 25
mg per hari. Zat besi sangat diperlukan tubuh untuk mencegah anemia gizi, yang ditandai
oleh tubuh yang mudah lemah, letih, dan lesu.
Zat
besi berguna untuk membentuk hemoglobin darah yang berfungsi membawa oksigen ke
seluruh jaringan tubuh. Oksigen tersebut selanjutnya berfungsi untuk
mengoksidasi karbohidrat, lemak, dan protein menjadi energi untuk aktivitas
tubuh. Zat besi juga berguna untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh,
sehingga tidak mudah terserang berbagai penyakit infeksi.
Belut juga kaya akan fosfor. Nilainya dua kali lipat
fosfor pada telur. Tanpa kehadiran fosfor, kalsium tidak dapat membentuk massa
tulang. Karena itu, konsumsi fosfor harus berimbang dengan kalsium, agar tulang
menjadi kokoh dan kuat, sehingga terbebas dari osteoporosis. Di dalam tubuh,
fosfor yang berbentuk kristal kalsium fosfat umumnya (sekitar 80 persen) berada
dalam tulang dan gigi.
Fungsi utama fosfor adalah sebagai pemberi energi dan
kekuatan pada metabolisme lemak dan karbohidrat, sebagai penunjang kesehatan
gigi dan gusi, untuk sintesis DNA serta penyerapan dan pemakaian kalsium.
Kebutuhan fosfor bagi ibu hamil tentu lebih banyak dibandingkan saat-saat tidak
mengandung, terutama untuk pembentukan tulang janinnya. Jika asupan fosfor
kurang, janin akan mengambilnya dari sang ibu. Ini salah satu penyebab penyakit
tulang keropos pada ibu. Kebutuhan fosfor akan terpenuhi apabila konsumsi
protein juga diperhatikan.
Kandungan vitamin A yang mencapai 1.600 SI per 100 g
membuat belut sangat baik untuk digunakan sebagai pemelihara sel epitel. Selain
itu, vitamin A juga sangat diperlukan tubuh untuk pertumbuhan, penglihatan, dan
proses reproduksi.
Belut
juga kaya akan vitamin B. Vitamin B umumnya berperan sebagai kofaktor dari
suatu enzim, sehingga enzim dapat berfungsi normal dalam proses metabolisme
tubuh. Vitamin B juga sangat penting bagi otak untuk berfungsi normal, membantu
membentuk protein, hormon, dan sel darah merah