Al Qur’an adalah sebuah Risalah yang
di dalamnya berisi Huda yaitu petunjuk bagi yang mengimaninya, yang
menyelamatkan manusia di dunia dan akherat. Metode mendidik anak
mengikuti petunjuk Al-Quran adalah cara terbaik yang dapat umat Islam
lakukan sampai akhir jaman.
Pimpinan Pusat Persaudaraan Muslimah
(PP Salimah) menyelenggarakan talkshow “Mendidik Karakter Anak di atas
Pilar Al-Qur’an “. Talkshow ini merupakan rangkaian acara Festival Al-Qur’an
Indonesia yang digelar oleh Asosiasi Penerbit Mushaf Alquran Indonesia (APQI).
Bertempat di Bayt al Qur’an TMII
(28/7/11), Ratusan jama’ah majelis ta’lim dari Jakarta dan sekitarnya, serius
mendengarkan para pembicara yang merupakan para pengurus PP Salimah yaitu
Ustzh. Nurul Hidayati,SSi, MBA, ketua umum. Beliau berbicara tentang belajar
dari dialog yang berlangsung antara Nabi Ibrahim dengan anaknya Ismail (QS as
Shofat : 99 – 107). Dari percakapan ayah dengan anak ini, kita bisa mencontoh
beberapa hal, diantaranya memanggil dengan panggilan terbaik, musyawarah,
mengajarkan anak untuk mengambil keputusan dan mendidik anak agar berpikir
kritis.

Ustzh Siti Faizah, alHafidzoh, ketua
bidang pengembangan organisasi PP Salimah. Menyampaikan kiat-kiat menghafal al
Qur’an. Allah menurunkan Al Qur’an bukan hanya untuk dibaca, melainkan juga
sebagai huda, petunjuk bagi manusia. Untuk membiasakan anak berinteraksi
dengan Al Qur’an, kita sebagai orang tua harus menyiapkan lingkungan yang
mendukung, diantaranya kita juga harus memberi contoh. Untuk ibu yang
hamil, atau anak-anak, dengan kita sering memperdengarkan Al Qur’an, akan
membuat sang anak mudah mempelajari Al Qur’an.
Selanjutnya ustzh Hj. Sinta Santi, Lc,
ketua bidang pembinaan umat PP Salimah menyampaikan, masa yang berbeda
akan membuat metode mendidik anak atau mengajarkan Al Qur’an kepada anak juga
berbeda, walau isi Al Qur’an tidak pernah berbeda. Ajarkan anak-anak sesuai
dengan zamannya. Dari QS Luqman, yang memuat pesan Luqman pada anaknya,
kita dapat mengambil pelajaran, diantaranya; Perintah yg merupakan
penanaman modal agar anak-anak orang sholeh di manapun kapanpun tidak
menyekutukan Allah. Ibadah fisik belum tentu mengarahkan pelakunya kepada
Iman. Karena keimanan terkait juga dengan hati, karena itu jangan sampai
ada penyekutuan Allah dalam diri kita. Pelajaran berikutnya adalah mengajarkan
akhlaq kepada orangtua, juga agar kita tidak berlaku sombong.
Pembicara berikutnya, Ustzh Farida,
dewan pakar PP Salimah menyampaikan pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah
Maryam. Diantaranya agar kita sebagai perempuan, sebagai ibu dapat menjaga
jiwa, menjaga kehormatan diri, dan menjaga dien-agama. Sehingga kita dapat
menjadi srikandi-srikandi Al Qur’an. Sebelum sesi tanya jawab, ditampilkan juga
pembacaan asmaul husna, dipimpin oleh Ustzh Chamsinah, ustzh Nasiroh dan Ustzh
Aminah.
Semoga kita dapat mengamalkan
Al-Quran .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar