Mari kita perhatikan ayat berikut,“Dan janganlah kamu mengikuti
apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggungan jawabnya.” (QS. Al Israa’(17):36)
Dari Abu Hurairah ra sesungguhnya Rasululloh SAW telah bersabda,“Barangsiapa
yg beriman kepada ALLOH SWT dan hari akhirat, maka hendaklah dia
berkata baik atau diam; barangsiapa yg beriman kepada ALLOH SWT dan hari
akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tetangga; dan barangsiapa yg
beriman kepada ALLOH SWT dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan
tamunya.” (HR Bukhari dan Muslim)
Kalimat “Barangsiapa yang beriman kepada ALLOH SWT dan hari akhirat”,
maksudnya adalah barangsiapa yg beriman dengan keimanan yg sempurna,
maka insya ALLOH iman tersebut akan menyelamatkannya dari adzab ALLOH
SWT dan akan mendapatkan ridho-Nya. “Hendaklah berkata baik atau diam” karena orang yg
beriman kepada ALLOH SWT dengan sebenar-benarnya, maka dia akan memiliki
rasa takut kpd ALLOH SWT. Terutama mengendalikan gerak geriknya, karena
semua itu akan diminta pertanggungjawabannya, sebagaimana ayat yg telah
ditulis di atas. Setiap ucapan yg keluar dari lidah akan dicatat,“Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaaf(50):17). Rasululloh SAW sendiri sudah mengingatkan bahaya lisan,“Bukankah manusia terjerumus ke dalam neraka karena tidak dapat mengendalikan lidahnya.” (HR Tarmidzi).
Perkataan yg baik lebih utama daripada diam, dan dia lebih baik
daripada berkata buruk. Mari kita biasakan untuk tidak banyak bicara,
selain digunakan untuk menyampaikan perkataan yg benar, memberikan
pengajaran, melakukan amar ma’ruf nahi munkar, mendamaikan orang yg
berselisih, memperbanyak dzikir, dan kebaikan-kebaikan lainnya. “Hendaklah ia memuliakan tetangganya, hendaklah ia memuliakan tamunya.” menunjukkan adanya hak tamu dan tetangga. Kita MESTI bersikap baik kepada tamu
dan tetangga, tentunya selama tetangga dan tamu juga bersikap baik dan
sesuai aturan/norma. Bahkan Rasululloh SAW sendiri bersabda,“Jibril
selalu menasehati diriku tentang urusan tetangga, sampai-sampai aku
beranggapan bahwa tetangga itu dapat mewarisi harta tetangga.” (HR. Bukhari).
Hendaknya kita juga mulai lebih memperbaiki sikap kita kepada
tetangga. Misalnya berbagi masakan, memberikan oleh2 apabila kita pulang
dari luar kota. Insya ALLOH, kita juga akan menerima kebaikan dari
mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar